SHALAWAT

Seorang nenek suatu pagi diminta tetangganya untuk menjadi juru masak saat acara hajatan. "Mbah, Jangan lupa ya nanti sore datang ke rumah. sekitar jam tiga-an, biar sorenya bisa siap," kata tetangganya mengingatkan si nenek.

Waktu berlangsung sebagaimana biasa, si nenek mengerjakan kegiatan sehari-harinya. menyapu rumah, memasak untuk dirinya sendiri (karena dia memang tinggal sendirian di sebuah rumah yang sudah agak tua juga). dan tak lupa juga, pada hari itu ada pengajian rebo-an setiap habis ashar di langgar dekat rumahnya.

Saat Ashar pun berkumandang adzan dari seantero masjid dan langgar di kampung si nenek. segera ia berkemas menuju langgar untuk sholat dan bersiap-siap pula mengikuti pengajian rebo-an. sebagaimana biasanya pengajian rutin tersebut menghadirkan pembicara dari desa tetangga. Yang tidak biasa adalah ketika grup Rebana yang mengisi pengajian tersebut memainkan nada-nada shalawat yang terus menerus. selesai satu shalawat, segera beralih ke shalawat yang lain.

Begitu pula si Nenek yang ikut melantunkan shalawat walaupun bahasa arabnya tidak fasih. Namun, dia begitu menikmati setiap alunan shalawat yang diperdengarkan. "Ia sedang DZAWQ," kata sang kyai melihat tingkah si nenek, pada salah seorang jama'ah. "Shalawat terus, lanjutkan, lanjutkan shalawatnya" perintah sang kyai pada para penabuh rebana.

Rebana pun terus ditabuh, dan shalawat terus dilantunkan mengiringi si nenek yang "Mabuk" Shalawat. Hingga pukul 5-an, rebana itu baru berhenti karena penabuhnya sudah kecapaian. Si nenek, saking senengnya mengikuti pengajian shalawatnya, menjadi lupa kalau sekarang dia punya tugas memasak di rumah tetangganya yang sedang punya hajat.

Segera ia bergegas menuju rumah tetangganya dengan maksud menunaikan janjinya, menjadi juru masak. sesampainya di rumah yang dituju, si nenek langsung menemui tetangganya dan mengucap beribu maaf kerena telat datang. Tetapi anehnya tetangga malah senyum-senyum pada si nenek.
"maaf, saya tadi lupa," kata si nenek minta maaf.
"Lho, Mbah. masaknya sudah selesai kok"
"sudah selesai? siapa yang masak?"
"Tadi kan sudah ada seorang wanita yang datang ke sini, katanya sebagai ganti Sampeyan yang tidak bisa datang" Jelas si tetangga.
"Aku tidak mengutus siapa-siapa, Kok. Siapa wanita itu?" Tanya si nenek kebingungan.
"Kata wanita itu, dia bernama Fatimah Binti Muhammad Rasulullah. Dia berkata kepadaku, 'nenek sudah memuliakan Rasulullah, Ayahandaku, maka sebagai gantinya, aku memasak untuknya dan memuliakannya' begitu katanya padaku," Jelas si Tetangga panjang lebar.

Si Nenek terkejut bukan main. ia terus menggumam sepanjang perjalanan pulang menuju rumahnya.

"Allahumma shalli ala Muhammad, Allahumma Shalli Ala Muhammad, Allahumma Shalli Ala Muhammad....................................................................................................................
....................................................................................................................................."

0 komentar: