AFORISME PUASA

Ramadhan bulan ampunan, katamu....
Mengapa kau berpuasa wahai saudara?! Mengapa kau malah meninggalkan makanan yang halal untuk kau nikmati?! Apa yang kau cari dari puasamu?! Jika semua itu adalah perintah Tuhanmu, lalu siapa Tuhanmu sehingga kau menurut saja semacam budak?! Apakah itu yang kau sebut dengan ketaatan padahal kau sendiri tak tahu, siapa Tuhanku?! Seperti apa Dia?! Apakah itu hanyalah imaginasi belaka atau doktrin yang kau terima semacam itu?!

Dalam khotbah sucimu selalu kau perdengarkan beribu hikmah puasa. Tentang sabar, toleransi dan peduli pada sesama, menahan hawa nafsu, tentang amar ma’ruf nahi munkar,tentang manfaat kesehatan dan seabrek hikmah yang kau lontarkan, tetapi kau sendiri menafikkannya. Kau bilang puasamu untuk menahan nafsu, tetapi kau kemanakan matamu?! Kakimu?! Otak busukmu?! Tubuhmu?! Mengapa kau biarkan perutmu lapar dengan puasa, sedangkan mulutmu kenyang dengan bualan dusta, makian, omong kosong?!

Mengapa kau biarkan perutmu lapar dengan puasa, sedangkan otakmu kenyang angan-angan, imaginasi tarian erotis steaptease, dengan su’udzon?! Mengapa kau biarkan perutmu merintih, terisolasi karena puasa, sedangkan matamu kau biarkan berkuasa menelanjamngi setiap badan?! Ternyata kau tak lebih dari seorang yang tolol, budek dan bisu. Tolol karena engkau tak tahu siapa dirimu?! Siapa Tuhanmu?! Puasa malah menjadikanmu semakin budek dan bisu. Kau dengar rintihan tetanggamu, masyarakatmu, rakyatmu, negaramu, bangsamu, tetap[I kau biarkan semua itu menjadi nyanyian indah buka puasamu. Orang-orang tertindas mengharap kau berbicara untuk mereka, tetapi kau jejali mulutmu dengan kolak manis dari pahitnya hidup mereka. Tiap malam kau perdengarkan Al Qur’an sucimu dengan suara merdu, syahdu lagi sendu, hingga suaramu parau, tetapi setelah itu kau ludahi ajaran-ajarannya, kau kencingi hukum-hukumnya, kau injak-injak hikmah-hikmahnya hingga hancur lebur. Yang tersisa hanyalah tulisan, mushaf yang kau agung-agungkan.

Ada apa dengan puasamu, wahai Saudara?! Kau setting niatmu karena Allah, lillah, tetapi kau takut tak mendapatkan pahala dan masuk neraka. Kau upgrade imanmu pada Tuhan, tetapi justru membawamu pada keraguan tentang esensi yang hakiki dari Tuhan. Kau download sabar, tetapi ketika berbuka kau semakin beringas, melalap segala jenis makanan, dana pendidikan, suap, korupsi, dan sebagainya. Bagaimana mungkin bisa kau delete dosa-dosamu dari document pribadimu, jika setiap mendelete kau input data dosa baru dengan kapasitas yang lebih besar. Bagaimana mungkin kau bisa hunting pahala sementara kau malas memotivasi niat baikmu. Mengapa engkau selalu berorientasi pada getting ”guest list” masuk surga Tuhan?! Apakah kau anggap puasamu telah sempurna?! Kenalilah dirimu, tujuanmu dan mengapa kau harus berpuasa !

1 komentar:

MASJID SUNAN KALIJAGA mengatakan...

hanya kita dan TUhan yang tahu untuk apa kita berpuasa....