Warga Minomartani Berbagi Rumah dengan Pengungsi

JALIN MERAPI (Sleman, 9/11/2010) – Sejumlah rumah warga di Minomartani, Ngemplak, Sleman dijadikan sebagai tempat pengungsian. Lebih dari 20 titik pengungsian ditemukan di desa ini dengan perkiraan lebih dari 400 jiwa yang tersebar di berbagai dusun. Wilayah Ploso Kuning V dan Ploso Kuning IV merupakan sebagian dari daerah yang menjadi pengungsian. Di Ploso Kuning V sampai saat ini tercatat 198 warga lereng Merapi yang tersebar di 11 titik pengungsian.

Pengungsi yang berada di Minomartani tersebut berasal dari Kecamatan Pakem dan Cangkringan terutama Desa Kepuharjo yang hanya berada dalam radius 5 km dari puncak Gunung Merapi. Penyebab mereka mengungsi hingga ke daerah Minomartani yang berada di radius 20 km dari puncak Merapi ini adalah adanya hubungan kekerabatan antara sejumlah pengungsi dengan warga Minomartani. Selanjutnya, para pengungsi juga turun bersama tetangga-tetangga mereka.

Warga yang rumahnya dijadikan posko pengungsian mengaku tidak keberatan. Hal yang dikhawatirkan adalah pasokan bantuan dari luar yang belum mereka dapat. Bantuan dari pemerintah desa dinilai sangat kurang dan terbatas. Sehingga, warga secara mandiri menggalang bantuan dari masyarakat sekitar. Belum banyaknya pihak yang mengetahui lokasi para pengungsi ini juga menyebabkan sedikitnya pasokan bantuan yang menyentuh mereka. Menurut Mawardi, Kepala Dukuh Ploso Kuning V, jumlah pengungsi selalu bertambah dan belum semua terdata. Alhasil, selama lima hari ini kebutuhan pengungsi Minomartani hanya dibantu swadaya masyarakat sekitar.

Rumah yang dijadikan sebagai tempat pengungsian pun kondisinya sederhana. Rumah Darwis, misalnya. Di rumah ini terdapat ruangan untuk tidur, dua kamar mandi, dan dapur rumah. Tidak seberapa luas, tetapi dipadati puluhan pengungsi. Beruntung, para pengungsi secara mandiri juga mengadakan kegiatan kebersihan lingkungan sekitar. Sebuah bak penampungan sampah di setiap rumah warga yang ditempati juga tersedia. Adapun, kebutuhan pengungsi akan air dipenuhi melalui sumur-sumur warga. Meski begitu, masalah layanan kesehatan masih menjadi perhatian serius. Terlebih di Ploso Kuning V terdapat pengungsi yang baru saja melahirkan, sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih spesifik.

Darwis, warga yang rumahnya menjadi lokasi pengungsian, turut menyatakan kekhawatirannya perihal kesehatan para pengungsi. Pengungsi yang berada di rumahnya sebanyak 22 orang yang terdiri dari lansia, dewasa, dan anak-anak dan belum tersentuh layanan kesehatan yang memadai. Selain itu, keberadaan selimut dan peralatan mandi masih sangat minim. Hal lain yang juga masih dibutuhkan antara lain pengadaan dapur umum dan pasokan pakaian. Distribusi bantuan dapat menghubungi Bahrun (08170404639) dan Kepala Dukuh Ploso Kuning V, Mawardi (0274-9183121).


0 komentar: