Pertanyaan ini muncul dari percakapan sehari-hari (yang tanpa sadar kita telah mendewakan, memuja bahkan menyombongkan pribadi tanpa kemengertian).
Berawal dari Tuhan menciptakan dunia seisinya hingga seseorang berbuat sesuatu yang tanpanya tidak akan terwujud.
Si A menjawab: "aku!"
aku bertanya kembali "aku siapa?"
Si A menjawab :"si A"
Yang manakah si A itu? tolong jelaskan, kataku.
Si A terdiam sambil memikir-mikir.Ia tertegun dan tak mampu menjawab pertanyaanku itu.
Aku menegaskan: Yang kamu katakan si A itu yang mana?, ia bingung tapi sambil senyum-senyum.
Aku menjelaskan : Si A itu tidak bisa membuat kopi, yang membuat kopi itu 1. perbuatan si A, dengan tangan memasak air, membuat adonan dan menyeduh. kaki untuk melengkapi kegiatan itu dan anggota tubuh yang lain.2. Sifat si A, yang mungkin sukanya manis dengan banyak bubuk kopinya, dan lain-lain. dan 3. baru nama yang mendapat pengakuan, inilah kopi buatan si A.
Si A menjawab pertanyaannya sendiri : kalau begitu si A tidak bisa apa-apa ya?, kalau begitu mengapa kadang-kadang ada orang yang menyombongkan diri ya?
Aku menambahkan: Bahkan Tuhanpun tidak pernah menciptakan dunia ini, ya kan?
Si A menjawab: iya, ya! bagaimana mungkin sebuah nama bisa mencipta? kalau begitu selama ini aku juga salah telah MENYEMBAH SEBUAH NAMA!?
Aku menambahi: ya begitulah seharusnya yang dilakukan seseorang atas dasar mengerti, bukan hanya mengikuti dan kalau di tanya, paling jawabnya 'KAMU KAFIR!'.
Maka kalau di dalam Islam (bukan penganut agama dan penganut agama) ada Syahadad, bahwa yang ada hanya Allah (bukan nama dan nama), kamu, aku, atau siapa saja tidak pernah ada, kecuali Dia. sedangkan kalau di jaman Ibrahim, ya Ibrahim rosulullah dan nabi yang lain. kalau jaman Muhammad, ya Muhammad rosulullah. Ini mengartikan bahwa perbuatan dan sifat Nya adalah dari Allah sendiri (di samping arti muhammad adalah terpuji:bebas nilai).Makanya kita disuruh bersyahadad, sebenarnya disuruh menyaksikan begitu dan bukan di baca terus berlalu!
Terus, apa yang harus kita lakukan kalau kita tidak ada? kan percuma? kata si A.
Jawabku: ya tidak harus begitu, kita harus melakukan sesuatu yang di suruh Dia. Bukan melakukan sesuatu karena/ menurut keinginan kita.
Bagaimana kita tahu kalau yang kita perbuat itu atas perintahNya? tanya si A.
Ya kita harus mengenal diri kita,"jawabku", apa kamu pernah mencoba untuk mencari tahu, di mana nyawamu? Yang memerintah agar kamu bernafas itu nyawamu, yang memerintahkan kakimu berjalan, tanganmu memegang dan indera yang lain itu ya nafasmu. Dunia nyawamu itu sejalan dengan dunia para malaikat. dan itu jembatan memahami Tuhan. Mari kita sama-sama belajar mengenali diri kita!!!!!
1 komentar:
mengingatkan beberapa tahun lalu
seseorang bertanya, apa yang membuat teh ini manis?
Posting Komentar