Why Should We Be Here With Maiyah?

OLEH:  E. LAILATUL  FAIZAH

Ba’da Isya….kami sudah berkumpul ,duduk khusyuk bersila, beralas tikar atau kain terop sederhana. Ya,kulihat kanan dan kiriku….orang-orang dengan berbagai penampilan tua-muda, laki-perempuan, dari para akademisi hingga “wong-wong ndeso” orang-orang  awam dan polos yang datang dari berbagai kota dengan ketulusan mereka sudah siap memulai “ritual rutin” kami.

Ayat-ayat Qur’an pun dikumandangkan, disusul dengan bacaan sholawat dan wirid yang membuka silaturahim kami setiap bulannya di “Malam Padhang Bulan” itu. Hati kami menyatu dalam kebersamaan mengingat  Robb,sumber dan muara akhir hidup kami, juga  kerinduan pada Rosululloh, merangkul kami dalam sebuah kebahagiaan batin yang luar biasa!

Kami tidak berhenti  hanya “hanyut” dalam suasana magis lantunan dzikir dan wirid itu, namun dalam “majelis ilmu maiyah” ini kami disadarkan bahwa jalan  Robb dan Panutan kami , Rosululloh, untuk mencapai kebahagiaan , sebagai  solusi bagi setiap permasalahan kehidupan itu harus kami pelajari, kami kupas sari dan maknanya dari ayat-ayatNya, Al Quranul karim, agar bersifat applicable dan solutif dan bisa diterjemahkan dalam kehidupan kami.  Alhamdulillah, bersama Cak Fuad, kami berkesempatan bersama “belajar mengeja “ ayat-ayat Alloh dan juga hadits-hadits Rosululloh tsb.

Kesyukuran kami dalam setiap “maiyah” di majelis ini semakin bermakna setiap kali Cak Nun hadir dengan kesabaran dan keistiqomahan Beliau “mentafsirkan” ayat-ayat Kauniyah Alloh dalam fenomena-fenomena kontemporer yang terjadi di sekitar hidup kami. Problematika umat yang sangat kompleks, isu-isu terkini yang selama ini terasa begitu berat , menyesakkan dada dan memusingkan publik, dibahas dengan bahasa yang ringan, jenaka dan sering juga “konyol”, juga analog-analog yang simple serta mengena , membuat semua permasalahan tsb bisa kami pahami dengan hati dan pikiran yang jernih. Tak jarang juga,kami tertawa-tawa bersama, menertawai “ketololan-ketololan”  yang secara sadar atau tidak kita lakukan secara “berjamaah’ sebagai sebuah bangsa! Dan…itu semua membuat kami bersama sadar akan “PR-PR “yang harus kami kerjakan  sebagai “oleh-oleh”maiyah setiap bulannya:”Perbaiki umat mulai dari diri, keluarga dan lingkungan kita sendiri dengan kejernihan hati dan jiwa ,dengan kebersamaan , dengan MAIYAH untuk jadi diri dan “bangsa” yang merdeka dan mandiri!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

You know what, your posts are generally a pleasant understand but this occassion I find myself as it is defined collectively a little
fast. I'd personally always be drastically wrong this but it merely doesn’t movement similar to additional discussions. Apologies about this.
My blog Public Record