JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah desa wisata di lereng Merapi, termasuk yang terparah Desa Wisata Kinahrejo di Kecamatan Cangkringan, Sleman, dinyatakan musnah terkena awan panas Gunung Merapi, kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenbudpar I Gusti Ngurah Putra.
I Gusti Ngurah Putra, di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Sabtu (30/10/2010), menyatakan, di Kecamatan Cangkringan sendiri ada tiga desa wisata; Kinahrejo, Pentingsari, dan Umbulharjo.
Menurut Ngurah Putra, desa wisata Kinahrejo, yang paling dekat dengan gunung Merapi, musnah terkena terpaan awan panas ketika terjadi erupsi Merapi pada 26 Oktober sore. "Sedangkan dua desa wisata lainnya selamat," katanya.
Desa Kinahrejo merupakan tempat tinggal Mbah Maridjan yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Gunung Merapi. Menurut dia, laporan menyebutkan Desa Kinahrejo pada awal Oktober 2010 mendapat bantuan PNPM Pariwisata sebesar Rp 60 juta dari Kemenbudpar.
Dana itu sesuai dengan usulan kelompok masyarakat di sana, sebagian atau Rp39 juta dibelikan perlengkapan untuk "homestay", antara lain berupa tempat tidur dan kasur, sedangkan sisanya Rp 21 juta masih dalam kas bendahara desa.
"Semua fasilitas itu hancur, dan bendahara desa juga menjadi korban meninggal dunia," kata I Gusti Ngurah Putra, yang pada kesempatan yang sama mewakili Keluarga Besar Kemenbudpar menyampaikan turut berdukacita atas peristiwa tersebut.
Sebelumnya, program PNPM Pariwisata Kemenbudpar telah menyentuh tujuh desa di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yakni di tiga desa di Kecamatan Cangkringan (Desa Kinahrejo, Desa Pentingsari, dan Desa Umbulharjo).
Dua desa lainnya di Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun/Turgo dan Desa Pakembinangun/Sambi), serta dua desa di Kecamatan Sleman (Desa Pajangan dan Desa Pandowoharjo/Brayut). Warga di tiga desa wisata tersebut telah dievakuasi ke tempat penampungan, sementara harta benda warga desa Pentingsari dan Umbulharjo selamat dari musibah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar