Beberapa Catatan tentang TAJDID
Tajdid - Pembaharuan, Kreasi Lama yang diperbaharui. Yang menarik adalah ketika Semangat tajdid ini mulai berkembang, Orang-orang berlomba-lomba menjadi MUJADDID baru dimana-mana. beberapa pendapat Populer akan coba saya ketengahkan disini. Dalam catatan saya, paling tidak ada tiga tema besar berbeda yang sama-sama berhulu dari Teori Pembaharuan ini.
Namun, sebelum itu, satu hal yang paling menjadi acuan bagi para Pembaharu adalah bahwa mereka semua mengacu pada Al-Qur'an dan Al-hadist. Yang membedakan adalah METODOLOGInya. Pertama, saya akan menyebut Harun Nasution. Baginya, tajdid adalah Modernisme, Ijtihad. kita baru bisa melakukan pembaharuan jika kita mampu menganalisa sekaligus memproduksi hukum-hukum baru yang kontekstual dengan keadaan kekinian. Alasan utamanya adalah, Islam tidak akan bisa berkembang jika selalu terlena dengan masa lalunya yang memang pernah berjaya. Tapi, Justru rujukan masa lalu ini menjadikan Islam Stagnan-jalan ditempat dan tidak bisa berkembang. maka semangat untuk Ijtihad menjadi sebuah keharusan.
Pada bagian kedua, saya mulai menyebut kalangan REVIVALIS. Yaitu semangat untuk kembali menjalankan Qur'an dan Sunnah Rasul apa adanya, sesuai dengan ajaran rasulullah saw. Saya mengambil contoh kaum Wahabi di Arab dan sekitarnya. Bagi Seorang Revivalis, yang paling benar adalah Al-Qur'an dan Al-hadist sebagai Rujukan utama Umat Islam. Dan dalam mengamalkannya musti melihat bagaimana rasulullah Saw mempraktekkan hukum-hukum Islam pada masanya. Jika terlalu banyak penafsiran, yang terjadi adalah saling menyalahkan satu sama lain.
Nah, yang ketiga, ada Wilayah Resurgence [the Act of rising Again]. Membangkitkan kembali semangat peradaban yang pernah berjaya di masa lalu. Pada pokoknya, kan kita sudah mempunyai serangkaian alat negara-baca khilafah- yang telah terbukti membawa Islam berjaya. Maka untuk kembali bisa memimpin dunia, kita harus melihat kesuksesan di masa lalu untuk diterapkan di masa sekarang.
Bagaimana dengan Anda, sendiri? Masing-masing mempunyai dalil yang kuat untuk memulai pembaharuan itu. Awalnya saya juga bingung mau pilih yang mana. tapi kemudian saya putuskan untuk tidak memilih salah-satunya. Karena saya pilih Tiga-tiganya. hehehe
Saya kemudian mengajukan Pertanyaan tentang Tajdid ini, Boleh, kan? Apa sebenarnya yang menjadi PROBLEM UTAMA dalam hal Tajdid ini. Atau dalam bahasa Makalahnya adalah Latar belakang Masalah. saya menyimpulkan ada beberapa Masalah Pokok yang menjadi Dalil untuk segera melakukan PEMBAHARUAN. Yang pertama, adanya DEVIASI. Jadi Sederhananya seperti ini. Aliran sungai itu tidak selamanya jernih mulai dari Hulu sampai hilir. Nah, dalam perjalanannya, dalam aliran sungai itu akan masuk kotoran-kotoran, sampah, tanah yang ikut arus, dsb. Gambaran tentang sungai ini kemudian kita analogikan untuk membaca Agama. Rasulullah saw sebagai hilir agama Islam tentu masih dapat menjaga kesucian dan kebersihan Agama, tetapi seiring dengan perkembangan waktu, dalam masa-masa selanjutnya setelah Rasulullah saw wafat, pasti akan ada tambahan-tambahan dan pengurangandari ajaran itu. Inilah yang menjadi dasar kuat bagi para Mujadid untuk melakukan sebuah Pembaharuan kembali Ajaran Islam.
Bagian kedua yang menjadi Alasan pokok untuk melalukan Pembaharuan adalah Dinamika sosial masyarakat yang selalu berubah. Masa selalu mengambil momentumnya sendiri. Dan perubahanlah yang akan menjadikan Ajara itu tetap sesuai dengan zamannya.Apalagi wilayah yang berbeda pula. Zaman Rasulullah tentu sangat berbeda dengan Zaman sekarang. Mulai dari cara berpakaian sampai urusan Jenggot. Selanjutnya, setelah kesadaran Akan Dinamika masyarakat yang selalu berubah, akan terbangun pula semangat untuk membuka pikiran-pikiran baru yang bisa di relevansikan dengan kondisi kekinian. Relevansi ini penting karena--seperti yang saya sebut diatas-- kita selalu berada di ruang dan waktu yang berbeda. Ya, kesemuanya itu membutuhkan pembaharuan tafsir agar selalu kontekstual dengan zamannya.
Bagian keempatnya adalah adanya 'salah Komitmen' dari kebanyakan umat Islam. Anda pasti akan bangga, misalnya sebagai warga Nahdliyyin-- bisa disebut sebagai warga NU sejati. atau sebagai warga Ahmadiyah, tentu anda akan sangat marah jika aliran Anda dituduh Kafir dan sesat. tetapi kita mungkin akan biasa-biasa saja jika Islam secara luas mendapat perlakuan kurang baik. kata teman saya-anak Madura- Orang Madura akan Misuh-misuh pake Clurit jika NU dihina oleh pihak lain. tapi jika Islamnya dihina, biasa-biasa saja-jika tidak menyangkut golongannya. Nah, semangat yang sudah kadung terkotak-kotak ini membutuhkan satu Gebrakan untuk bisa mempesatukannya kembali. Pembaharuan menjadi satu Keniscayaan yang musti segera digarap.
Bagian kelima sebagai alasan mengapa perlu adanya pembaharuan adalah OTORITAS. Sejak Rasulullah wafat, para sahabat sudah bertikai tentang siapa yang akan menggantikan beliau. faktor itu juga yang mejadikan Sunni dan Syiah bertikai sampai sekarang. Alasan Otoritas menjadi penting untuk segera di ambil jalan tengahnya.
lantas media apa saja yang bisa digunakan untukn melakukan Sebuah pembaharuan?
Secara singkat ada lima. Education, Culture, Social relations, Figure, and Mass Media. Silakan Anda terjemahkan sendiri bagaimana kelima Alat itu bisa dijadikan Alat Pembaharuan. Maaf, saya Cepek Ngetik.....//
0 komentar:
Posting Komentar